Diklat Jungle Rescue

Diklat Jungle Rescue di Hutan Jaya Giri Lembang Tahun 2019.

Pengurus Himapala Kalayudha Periode 2022-2023

Foto pengurus periode 2022-2023 diwakili oleh Ketua dan Wakil Ketua bersama anggota purna Himapala Kalayudha.

Diklat Rawa Laut 2020

Diklat Rawa Laut di Pantai Pondok Bali Subang.

Pra Diklat Angkatan XI

Pengenalan medan gunung hutan di Curug Cileat Subang.

Bersih Pantai Patimban 2021

Kegiatan bersih-bersih pantai sebagai wujud kepedulian lingkungan.

01/03/2021

Pola Pembinaan Anggota Himapala Kalayudha

 






POLA PEMBINAAN WARGA / ANGGOTA HIMAPALA KALAYUDHA


Pembinaan Pra Warga

Setelah mendaftar calon warga diberikan materi-materi dasar pecinta alam. Pada tahap ini bertujuan memberikan bekal dan pemupukan pemahaman tentang pecinta alam, setelah seorang calon warga menjalani Pemantapan I di kampus dengan materi-materi dasar dan latihan fisik, calon warga dapat dilantik menjadi Pra Warga Muda ( Pemantapan II ). Tujuan dari tahap ini adalah pengenalan medan alam dan latihan fisik yang terpadu, sebelum Pra Warga Madya (Pemantapan III), jangka waktu yang ada dipakai untuk pembekalan berupa materi pengenalan medan gunung atau pantai, setelah memenuhi kriteria yang diberikan maka dapat dilantik menjadi Pra Warga ( Pemantapan IV). Pada jenjang pra warga sampai warga muda, lebih banyak pembinaanya dan pembangunan fisik yang berkelanjutan, sebagai persiapan pelantikan di salah satu gunung di Jawa Barat.


Pembinaan Warga

Pembinaan pada warga ini yang paling penting, sebab pada pembinaan ini lebih banyak diarahkan pada:

  • Usaha untuk mendorong agar menunjang keberhasilan dalam studi;
  • Lebih banyak untuk dapat bertanggung jawab kepada diri sendiri;
  • Lebih banyak berorientasi pada kebutuhan / kepentingan secara menyeluruh;
  • Adanya kesinambungan program pembinaan dari Pra Warga Madya sampai Purna Warga / Alumni.

Setelah jadi warga, kemampuan dikembangkan dalam berbagai kualifikasi. Kualifikasi ini dimaksudkan untuk dapat menjamin adanya warga dewasa yang berkualitas prima. Syarat utama untuk menjadi warga dewasa adalah aktif sebagai warga selama 2 tahun. Sedangkan syarat khusus sesuai dengan kualifikasi yang ditekuni, artinya mempunyai keahlian, keterampilan yang sesuai.


Pembinaan Pola Jenjang Warga Dewasa Hingga Purna Warga / Alumni

Pada jenjang ini lebih banyak ditunjukan untuk pembinaan yang bersifat kepemimpinan / berfikir melalui konsep-konsep dan penelitian. Syarat utama untuk mendapat menjadi purna warga adalah aktif sebagai warga dewasa sampai selesai studinya di STIE Miftahul Huda Subang, sedangkan syarat khusus:

  • Berjasa kepada Himapala Kalayudha STIE Miftahul Huda Subang;
  • Pernah mengadakan penelitian yang berhubungan dengan kepecinta alaman / lingkungan hidup secara kelompok / perorangan;
  • Pernah menjadi duta / utusan / pengurus;
  • Minimal pernah 1 kali menjabat dalam kepanitiaan.


Baca Juga : Sejarah Himapala Kalayudha


Tahapan Keanggotaan

Tahap I : Calon Warga

Tujuan : 

  • Memberikan bekal dan pemupukan pemahaman tentang pecinta alam;
  • Pengenalan kampus.

Lokasi : Kampus dan sekitar kampus.

Materi : Pemantapan I

  • Pengenalan kegiatan di STIE Miftahul Huda Subang;
  • Pengenalan pola pembinaan warga Himapala Kalayudha;
  • Pengenalan dengan anggota senior warga;
  • Pemeriksaan fisik dan mental;
  • dll.
Waktu : selama 1 minggu.
Metode : ceramah, lapangan, dan penugasan.


Tahap II : Pra Warga Muda

Tujuan : 

  • Memberikan bekal lanjutan tentang pecinta alam;
  • Memupuk pemahaman kepecinta alaman;
  • Pengenalan medan.

Lokasi : Kampus, pantai, pegunungan, salah satu puncak di Jawa Barat.

Materi : Pemantapan II

  • Pengenalan lanjutan kegiatan di STIE Miftahul Huda Subang;
  • Pengenalan lanjutan pola pembinaan warga Himapala Kalayudha;
  • Pengenalan lanjutan dengan anggota senior warga;
  • Wawancara dan pemberkasan;
  • dll.
Waktu : selama 1 bulan.
Metode : ceramah, wawancara, lapangan, dan penugasan.


Tahap III : Pra Warga Madya

Tujuan : 

  • Memberikan bekal lanjutan tentang pecinta alam;
  • Memupuk pemahaman kepecinta alaman;
  • Pengenalan medan.

Lokasi : Kampus, pantai, dan pegunungan.

Materi : Pemantapan III

  • Teknik dasar navigasi darat;
  • Teknik dasar survival;
  • Teknik dasar tali temali;
  • Perlengkapan perjalanan;
  • Pengenalan divisi;
  • dll.
Waktu : selama 1 bulan.
Metode : ceramah, pengenalan pantai, latihan tali-temali, peta kompas.


Tahap IV : Pra Warga

Tujuan : 

  • Memberikan bekal lanjutan tentang pecinta alam;
  • Memupuk pemahaman kepecinta alaman;
  • Pengenalan medan.

Lokasi : Kampus, pantai, pegunungan, salah satu puncak di Jawa Barat.

Materi : Pemantapan IV

  • Teknik bivak;
  • Teknik mendaki gunung;
  • Konservasi;
  • Pengenalan medis dasar;
  • Vulkanologi;
  • Pemilihan divisi;
  • Laporan perjalanan
  • dll.;
Waktu : selama 1 bulan.
Metode : ceramah, pengenalan pantai, pengenalan gunung hutan.


Tahap V : Warga Muda & Warga Madya

Tujuan : 

  • Mendorong keberhasilan studi;
  • Bertanggung jawab pada diri sendiri;
  • Kesinambungan pembinaan pra warga hingga purna warga.

Lokasi : Kampus dan Masyarakat.

Materi : Spesialisasi

  • Navigasi darat;
  • Tali temali;
  • Survival;
  • Medis;
  • Topograpfi;
  • Gunung hutan;
  • Lingkungan hidup;
  • Pencarian dan pertolongan (SAR);
  • Panjat tebing;
  • Arung jeram;
  • Telusur gua;
  • Lintas rimba;
  • Fotografer;
  • dll.
Waktu : selama 2 tahun.
Metode : latihan bersama, penelitian, data, dan seminar.


Tahap VI : Purna Warga / Alumni

Tujuan : 

  • Peran aktif dalam pelestarian alam.

Lokasi : Sekalah dan Masyarakat.

Materi : -

Waktu : tak terbatas.
Metode : peran purna warga dalam kegiatan himapala.


Baca Juga : Sejarah Himapala Kalayudha



Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan


Anggota / Warga Luar Biasa adalah anggota non mahasiswa yang mendaftarkan diri, mengikuti diklatsar Himapala Kalayudha, dan mengikuti peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh pengurus. Anggota Luar Biasa memiliki Nomor Tanda Anggota (NTA) yang dikeluarkan secara khusus oleh pengurus.

Anggota / Warga Kehormatan adalah seorang pejabat pemerintah atau tokoh pribadi/perorangan yang dianggap berjasa dan atau turut memajukan Himapala Kalayudha, ditetapkan oleh pengurus.
Anggota Kehormatan memiliki Nomor Tanda Anggota (NTA) yang dikeluarkan secara khusus oleh pengurus.



Keberhasilan dalam pembinaan bukan saja terletak pada pola pembinaan yang terarah dengan baik, tetapi lebih banyak ditentukan oleh pembinaan yang teratur dan berkelanjutan ditunjang dedikasi dari pengurus, calon warga maupun warga.

Pencapaian tujuan akan cepat terlaksana jika dilandasi motivasi yang kuat, terarah, kesungguhan hati yang tinggi, dan kesungguhan dalam berorganisasi.

Kebersamaan langkah diantara pengurus dengan warga dan antara warga mutlak diperlukan.






Ditulis oleh: Kominfo Himapala Kalayudha

Sumber artikel : Riswandi, Aris. 1998. Buku Materi Untuk Anggota STIE YPIM Pamanukan Subang. Subang : Mapala Kalayudha STIE YPIM.

Sejarah Himapala Kalayudha STIE Miftahul Huda Subang

 




SEJARAH HIMAPALA KALAYUDHA STIE MIFTAHUL HUDA SUBANG



Latar Belakang Pendirian MAPALA STIE YPIM

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Pendidikan Islam Miftahul Huda Pamanukan Subang adalah perguruan tinggi swasta yang baru 2 tahun dan baru berdiri, dengan mahasiswa - mahasiswi yang belum begitu banyak, dengan keadaan dan kondisi seperti itu kegiatan mahasiswa atau unit kegiatan mahasiswa yang terbentuk belum begitu banyak.

Dengan latar belakang itu beberapa Mahasiswa mengadakan musyawarah beberapa kali, akhirnya disetujui bahwa di STIE YPIM harus mempunyai UKM baru yang sejiwa dengan mahasiswa dan mahasiswinya, disetujui dibentuknya Perhimpunan Mahasiswa Pecinta Alam dengan nama Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Yayasan Pendidikan Islam Miftahul Huda Pamanukan Subang (YPIM). Yang anggotanya adalah mahasiswa-mahasiswi STIE YPIM Jurusan Akuntansi dan Manajemen.


Pendirian MAPALA STIE YPIM

Setelah diadakan rapat beberapa kali, akhirnya diajukan ke lembaga bahwa mahasiswa-mahasiswi STIE YPIM menghendaki adanya MAPALA, akhirnya pada tanggal 15 Juni 1998 pada hari Senin Legi keluarlah SK berdirinya MAPALA STIE YPIM. Dengan anggota angkatan pertama berjumlah 10 orang, 7 orang putra, dan 3 orang putri. Pendirian MAPALA STIE YPIM bertujuan untuk, membentuk mahasiswa yang berkepribadian dan berwatak luhur, sehat jasmani, dan rohani serta mencintai lingkungan.


Nama MAPALA STIE YPIM

Nama dari Mapala STIE YPIM Pamanukan Subang yaitu "KALAYUDHA" yang berarti "KRIDA LINGGA YUDHA BUWANA".

Kata Kalayudha diambil dari bahasa Sansekerta yang artinya :

KRIDA : Olah, perbuatan tindakan, pelajaran untuk melatih keterampilan, pengetahuan, kesenian, dan lain-lain.

LINGGA : Tugu, ( sebagai tanda peringatan ) alam lingga, daerah hutan, pulau, pantai, gunung, dsb. Yang dibiarkan lestari keberadaannya, melindungi tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang supaya tetap seperti dulu.

YUDHA : Perang, perjuangan.

BUWANA : Dunia, benua, jagat.

Sehingga jika diartikan KALAYUDHA (KRIDA LINGGA YUDHA BUWANA) adalah suatu kelompok mahasiswa yang bergerak dibidang pelestarian alam. Dalam arti luas mahasiswa yang selalu mengolah keterampilan yang nantinya memperjuangkan agar dunia ini atau alam ini selalu lestari.


Perubahan Nama MAPALA STIE YPIM

Seiring waktu berlalu nama MAPALA STIE YPIM berubah menjadi HIMAPALA KALAYUDHA STIE MIFTAHUL HUDA SUBANG (Himpunan Mahasiswa Pecinta Alam Krida Lingga Yudha Buwana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Miftahul Huda Subang), perubahan nama menyesuaikan dengan pergantian nama perguruan tinggi yang awalnya STIE Yayasan Pendidikan Islam Miftahul Huda (YPIM) Pamanukan Subang menjadi STIE Miftahul Huda Subang. 






Penulis : Masgon (Angkatan X )

Sumber artikel : Riswandi, Aris. 1998. Buku Materi Untuk Anggota STIE YPIM Pamanukan Subang. Subang : Mapala Kalayudha STIE YPIM.